Oleh : Eko Nopiardi
Sebagai sebuah fungsi enabler kegiatan training & developement
banyak dimanfaatkan untuk:
- Memberikan arahan atas tujuan organisasi yang ingin dicapai.
- Menyamakan bahasa dengan semua bagian dalam organisasi.
- Mempercepat proses belajar.
- Menambah dan melengkapi kompetensi setiap individu dalam organisasi.
Melihat kebutuhan diatas , training harus didefinisikan dan dirancang dengan benar .
Dalam konsep PDCA, Perencanaan training dimulai dari pembuatan Training Need Analysis (TNA), membuat training matriks, membuat jadwal, mengeksekusi jadwal, melakukan evaluasi dan diakhiri dengan follow up hasil training, yang dapat dijelaskan secara terperinci dengan menggunakan ilustrasi lingkaran PDCA ini.
I. PLAN (Perencanaan Training)
I.1. Membuat TNA
TNA ( Training Need Analysis ) adalah alat/tool yang umum digunakan dalam proses ini, prinsipnya adalah membuat analisa gap atau kesenjangan antara kondisi ideal dan kondisi aktual, dapat dilakukan baik secara internal maupun eksternal.
Daftar kompetensi, hasil Assesment, permintaan user yang terkait perubahan teknologi atau metode kerja yang lebih efesien dan efektif merupakan sumber TNA Internal, dan regulasi pemerintah, Customer voice, analisa pasar, hot issue , bisa menjadi sumber TNA eksternal.
Dari gap yang teridentifikasi ikut ditentukan juga :
- Kebutuhan trainingnya.
- Sasaran training.
- Desain kurikulum.
- Metode training.
- Metode evaluasi .
I.2. Mendefinisikan Training Matriks
Training matriks disusun untuk melihat kebutuhan training setiap jabatan/pekerjaan.